Javelin, yang dibuat bersama oleh Raytheon Missiles and Defence, dan Lockheed Martin, mengikuti jalur penerbangan yang mengenai target dari atas, ketika armornya relatif lebih lemah. Hampir setiap tank armor lebih tebal di bagian samping, tetapi bagian atasnya diketahui lebih lemah, dan di sanalah rudal Javelin menyerang.
Javelin juga dapat ditembakkan dalam mode jalur penerbangan lurus, jika diperlukan. “Pengiriman pertama Javelin tiba (di Ukraina) pada 2018, sistem senjata bersama dengan blok pelatihan dan pemeliharaan (disebut Pendekatan Paket Total) dengan total sekitar USD75 juta (Rp1 triliun),” tulis Murphy dalam artikel tersebut.
Pada Rabu (9/3), layanan darurat Ukraina mengatakan bahwa lebih dari 2.000 warga sipil telah tewas sejak dimulainya invasi Rusia. Pada Selasa (8/3), lima orang tewas dalam serangan rudal di menara TV Kyiv yang juga menghantam situs peringatan Holocaust.
(Susi Susanti)