RUSIA - Presiden Rusia, Vladimir Putin bersama jajarannya langsung menggelar rapat kabinet, untuk membahas tanggapan terhadap sanksi-sanksi Barat, dan dampaknya terhadap perekonomian negara.
Perdana Menteri Mikhail Mishutin mengatakan, pemerintah telah menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) tentang administrasi atau pemerintahan eksternal, jika perusahaan-perusahaan asing menutup operasinya di Rusia.
“Ini perlu, (karena) seperti disarankan oleh kepala pemerintah, untuk memperkenalkan manajemen eksternal, dan kemudian mengalihkan perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja,” ujar Putin kepada kabinetnya.
BACA JUGA:Putin Sebut Sanksi Barat Tidak Sah, Rusia Akan Lebih Kuat dan Mandiri
Sanksi-sanksi Barat telah memberi pukulan telak terhadap perekonomian Rusia, memicu anjloknya mata uang rubel, berhenti beroperasinya ratusan bisnis asing dan melesatnya harga kebutuhan.
Pada Kamis (10/3), Goldman Sachs mengikuti jejak perusahaan-perusahaan lain yang mengakhiri bisnisnya di Rusia. Investasi asing yang dibangun selama 30 tahun sejak ambruknya Uni Soviet dan lapangan pekerjaan yang ada kini menuju titik nadir.
BACA JUGA:Putin Siap Gelar Pertemuan dengan Zelensky, Rusia Minta Persiapan di Sepanjang Belarusia
Perusahaan-perusahaan besar lain, seperti Volkswagen, Ikea dan Apple telah menghentikan operasi pabrik dan penjualan. Sementara perusahaan energi raksasa seperti BP, Exxon dan Shell mengatakan akan berhenti membeli minyak dan gas Rusia, atau keluar dari kemitraan Rusia.