“Ini akan secara signifikan mengurangi potensi ketegangan pada saat sejumlah besar pasokan Rusia mungkin tidak lagi mencapai pasar dan musim permintaan puncak Juli dan Agustus mendekat,” kata IEA dalam siaran pers.
Menurut organisasi tersebut, tindakan praktis oleh pemerintah dan warga negara dapat secara signifikan mengurangi permintaan minyak dan mengurangi pengeluaran konsumen untuk bahan bakar mobil.
Peringatan itu muncul ketika pasokan minyak dari Rusia terancam di tengah sanksi yang dijatuhkan pada negara itu atas operasi militernya di Ukraina. Rusia adalah pengekspor komoditas terbesar di dunia ke pasar global, dan negara penghasil minyak terbesar ketiga di dunia.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengatakan awal bulan ini mereka akan berhenti membeli minyak Rusia, sementara Uni Eropa (UE) masih terbagi dalam masalah ini. IEA memperkirakan dalam laporannya Maret bahwa Rusia mungkin kehilangan sekitar sepertiga dari total produksi minyaknya karena sanksi ekonomi.
Sementara itu, kebijakan anti-Rusia telah menjadi bumerang bagi negara-negara yang memperkenalkannya. Inflasi di AS dan UE telah melonjak ke level tertinggi beberapa tahun, dengan biaya energi berkontribusi paling besar terhadap kenaikan harga.
(Susi Susanti)