Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Beda Sikap Pemimpin Barat dan Rusia Terkait Aksi Pembakaran Alquran dan Islamophobia

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 20 April 2022 |13:39 WIB
Beda Sikap Pemimpin Barat dan Rusia Terkait Aksi Pembakaran Alquran dan Islamophobia
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA – Aksi pembakaran Alquran yang dilakukan kelompok ekstremis sayap kanan di Swedia pekan lalu telah memicu kekerasan di beberapa kota di negara Skandinavia itu, menyebabkan jatuhnya korban dan kerusakan.

Ini bukan kali pertama aksi pembakaran Alquran dan tindakan Islamophobia terjadi di Swedia dan di negara Barat, menyebabkan kemarahan umat Muslim dunia.

BACA JUGA: Aksi Pembakaran Al-Quran di Swedia, Bentrokan Pecah Selama 4 Hari, 3 Terluka dan 17 Orang Ditangkap

Pemerintah Arab Saudi mengutuk “penyalahgunaan Alquran secara disengaja”, yang didalangi oleh politikus pembenci Islam Rasmus Paludan itu, seraya menyerukan upaya dialog untuk menyebarkan nilai toleransi dan meninggalkan kebencian.

Kecaman keras juga datang dari Turki, yang menyebut insiden ini sebagai “serangan keji terhadap kitab suci Alquran” dan provokasi terhadap umat Muslim.

Tetapi di tengah kecaman negara mayoritas Muslim, pemerintah negara-negara Barat bungkam, bahkan menyebut tindakan-tindakan tersebut sebagai bentuk kebebasan berpendapat. Sikap serupa telah ditunjukkan negara-negara Barat dalam sejumlah insiden Islamophobia dalam beberapa tahun terakhir.

Menyusul aksi pembakaran Alquran di Kota Malmo pada Agustus 2020, jaksa Swedia memutuskan bahwa tindakan tersebut bukanlah merupakan bentuk pelanggaran hukum. Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut karikatur yang menghina Nabi Muhammad sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

Sikap negara-negara Barat terhadap tindakan-tindakan Islamophobia ini menimbulkan kekecewaan di negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Jaksa Swedia Putuskan Membakar Alquran Tidak Melanggar Hukum

Namun, sikap berbeda ditunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendukung toleransi beragama. Dia menolak menyebut aksi Islamophobia seperti karikatur mengejek Nabi Muhammad sebagai kebebasan berkekspresi, mengatakan aksi seperti itu hanya akan memicu konflik, terutama dari kaum ekstremis.

Sikap ini disuarakan Putin dalam konferensi pers tahunannya pada Desember 2021 dimana dia menegaskan bahwa menghina Nabi Muhammad adalah pelanggaran kebebasan dan hanya menyakiti perasaan umat Islam.

Diwartakan kantor berita TASS, Putin juga mengatakan bahwa Rusia adalah negara multietnis dan warganya menghormati tradisi dan kepercayaan satu sama lainnya.

Kerusuhan yang pecah di Swedia menyebabkan 40 orang di sejumlah kota, termasuk Norrkoping, Linkoping dan Malmo, terluka. Ironisnya insiden ini bermula dari aksi pembakaran Alquran yang didalangi orang yang sama: Rasmus Paludan.

Politikus Swedia-Denmark itu dikenal sebagai pembenci Islam yang mendapatkan sorotan setelah membuat video anti-Muslim di YouTube pada 2017. Dia dan partai Garis Kerasnya bahkan menyebut Islam dan Muslim sebagai musuh.

Bertujuan untuk menggalang dukungan menjelang pemilihan legislatif Denmark pada bulan September, Paludan mendeklarasikan "tur" ke Swedia, berencana untuk mengunjungi kota-kota dengan populasi Muslim yang besar dengan tujuan membakar salinan Alquran selama bulan suci Ramadan.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement