SYDNEY - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengakui kekalahan dalam pemilu pada Sabtu (21/5/2022) dan kubu oposisi Partai Buruh akan mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan konservatif, diperkirakan berkat dukungan dari independen yang mengkampanyekan kebijakan tentang iklim
Hasil kumulatif menunjukkan bahwa sementara Partai Buruh memperoleh sedikit keuntungan, koalisi Liberal Nasional Morrison ditinggal para pemilih di Australia Barat.
BACA JUGA:Â Terima Kritik, PM Australia Akui Terlalu Optimis Sebelum Hadapi Serbuan Varian Omicron
Partai Hijau dan sekelompok yang disebut independen "teal", yang mengkampanyekan kebijakan integritas, kesetaraan gender dan penanganan perubahan iklim, memperlihatkan kekuatan, melenyapkan amarah para pemilih atas kelambanan terhadap perubahan iklim setelah sejumlah banjir dan kebakaran terparah melanda Australia.
Parlemen yang baru tampaknya tidak begitu skeptis terhadap iklim daripada parlemen yang mendukung pemerintahan tambang pro- batubara Morrison.
"Malam ini, saya telah berbicara dengan pemimpin oposisi dan perdana menteri mendatang Anthony Albanese. Saya mengucapkan selamat atas kemenangannya malam ini," kata Morrison seraya pamit sebagai pimpinan partai.
BACA JUGA:Â Pemilu Berlangsung Ketat, Warga Australia Mulai Berikan Suara
Albanese mengaku dirinya akan mempersatukan negara.
"Saya rasa orang-orang menghendaki persatuan, mencari kepentingan bersama, melihat ke arah tujuan yang sama. Saya rasa orang-orang sudah cukup terpecah, apa yang mereka inginkan adalah bersatu sebagai sebuah bangsa dan saya bertekad untuk memimpin itu."