RUSIA - Sejak tentara Rusia menyerang Ukraina hampir empat bulan lalu, ribuan warga sipil telah tewas dan seluruh kota menjadi puing-puing, sementara jutaan warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka.
Tetapi pada Kamis (16/6/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada BBC bahwa segala sesuatunya tidak seperti yang terlihat.
"Kami tidak menginvasi Ukraina," katanya.
"Kami mendeklarasikan operasi militer khusus karena kami sama sekali tidak punya cara lain untuk menjelaskan kepada Barat bahwa menyeret Ukraina ke NATO adalah tindakan criminal,” lanjutnya.
Baca juga: Ukraina Gali 7 Mayat dari Kuburan Darurat yang Diklaim Dibunuh Pasukan Rusia
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu, Lavrov hanya memberikan sedikit wawancara kepada media Barat.
Baca juga: Tidak Ingin Membunuh dan Dibunuh, Banyak Tentara Rusia Menolak Kembali ke Medan Perang Ukraina
Dia mengulangi kalimat resmi Kremlin bahwa ada Nazi di Ukraina. Para pejabat Rusia sering mengklaim bahwa militer mereka "menghilangkan Nazi" negara itu. Lavrov memicu kegemparan baru-baru ini ketika ia mencoba untuk membenarkan cercaan Nazi mengenai presiden Ukraina, yang adalah Yahudi, dengan membuat klaim konyol bahwa Adolf Hitler memiliki "darah Yahudi".
BBC mengutip laporan resmi PBB tentang desa Yahidne di Ukraina, di wilayah Chernihiv, yang menyatakan bahwa "360 penduduk, termasuk 74 anak-anak dan lima penyandang disabilitas, dipaksa oleh angkatan bersenjata Rusia untuk tinggal selama 28 hari di ruang bawah tanah sekolah. Tidak ada fasilitas toilet dan air. Sebanyak 10 orang tua dilaporkan meninggal.