PBB - Seorang wanita Kongo diculik dua kali oleh gerilyawan di Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), berulang kali diperkosa dan dipaksa untuk memasak dan memakan daging manusia, kata kelompok hak asasi manusia (HAM) Kongo kepada Dewan Keamanan PBB, Rabu (29/6/2022).
Julienne Lusenge, presiden kelompok hak-hak perempuan Solidaritas Perempuan untuk Perdamaian dan Pembangunan Terpadu (SOFEPADI), menceritakan kisah perempuan itu saat berbicara kepada 15 anggota dewan tentang wilayah yang dilanda konflik di timur Kongo.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk pengarahan rutin tentang Kongo, di mana pertempuran sengit antara pemerintah dan kelompok pemberontak sejak akhir Mei telah memicu gelombang kekerasan.
Lusenge mengatakan wanita itu diculik oleh militan CODECO ketika dia pergi untuk membayar uang tebusan untuk anggota keluarga lain yang diculik. Wanita itu mengatakan kepada kelompok hak asasi bahwa dia berulang kali diperkosa dan dianiaya secara fisik.
Kemudian dia mengatakan para militan menggorok leher seorang pria.
"Mereka mengeluarkan isi perutnya dan meminta saya untuk memasaknya. Mereka membawakan saya dua wadah air untuk menyiapkan sisa makanan. Mereka kemudian memberi makan semua tahanan dengan daging manusia," kata Lusenge menceritakan kisah wanita itu kepada Dewan Keamanan sebagaimana dilansir Reuters. Kamis (30/6/2022).
BACA JUGA: Komisi Independen: 21 Staf WHO Terlibat Pelecehan Seksual Selama Krisis Ebola
Lusenge mengatakan wanita itu dibebaskan setelah beberapa hari, tetapi ketika mencoba kembali ke rumah diculik oleh kelompok milisi lain yang anggotanya juga berulang kali memperkosanya.
"Lagi-lagi saya diminta memasak dan memakan daging manusia," kata perempuan yang akhirnya lolos itu kepada SOFEPADI.
Lusenge tidak menyebutkan nama kelompok militan kedua selama pengarahan dewannya. CODECO tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
CODECO adalah salah satu dari beberapa milisi bersenjata yang telah lama berperang memperebutkan tanah dan sumber daya di timur Kongo yang kaya mineral. Konflik di daerah ini telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi selama dekade terakhir.
Tentara Kongo telah terlibat dalam pertempuran sengit sejak akhir Mei dengan kelompok pemberontak M23, yang melancarkan ofensif paling berkelanjutan sejak pemberontakan 2012-2013 yang merebut sebagian besar wilayah.
Pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan di Kongo selama lebih dari 20 tahun.
(Rahman Asmardika)