JAKARTA - Masa tenang tentara Ukraina di Kota Slovyansk tampaknya akan usai. Pasalnya, pertempuran yang sempat terhenti selama delapan tahun, kini kembali mengancam.
BACA JUGA:Breaking News: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 2.577 Hari Ini
“Semua orang tahu bahwa akan ada pertempuran besar di Slovyansk,” kata salah seorang tentara, yang tidak bersedia disebut namanya karena alasan keamanan, dilansir dari VOA, Selasa (5/7/2022).
Pertempuran di Ukraina Timur telah berhenti sejak delapan tahun lalu. Kota ini pernah diduduki oleh pejuang proksi Rusia pada 2014, dalam beberapa bulan.
Pendudukan singkat pada tahun 2014 meneror Slovyansk, di mana puluhan pejabat dan jurnalis disandera, dan sebagian di antaranya dibunuh.
BACA JUGA:Pasok 615 Peluru ke KKB, Warga Sipil Ditangkap
Dalam delapan tahun sejak separatis mundur, kehidupan di kota Slovyansk secara nyata meningkat lebih baik. Namun, kini, beberapa kilometer dari kota tersebut ledakan bom kembali terdengar.
Slovyansk bisa menjadi target utama berikutnya dalam upaya Moskow untuk merebut wilayah Donbas, jantung industri Ukraina yang sebagian besar penduduknya berbahasa Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Rusia dan milisi separatis pada Minggu (3/7/2022) berhasil merebut kota Lysychansk dan sekarang menguasai semua wilayah provinsi Luhansk di Ukraina timur.
BACA JUGA:Asyik Ngobrol di KRL, 3 Orang Pria Diusir di Stasiun Manggarai
Slovyansk, yang terletak 70 kilometer arah barat di provinsi Donetsk, diserang roket pada Minggu di mana serangan tersebut menewaskan sejumlah orang, kata Walikota Vadym Lyakh.
Sementara itu, prajurit lain yang diwawancarai oleh kantor berita Associated Press, seorang akuntan berusia 23 tahun yang bergabung ketika invasi dimulai, mengatakan pasukan Ukraina tidak memiliki senjata untuk melawan persenjataan superior tentara Rusia yang semakin mendekat.
“Kami tahu apa yang akan terjadi,” katanya dengan pasrah.
(Nanda Aria)