RUSIA – Ketika Rusia terisolasi di Barat karena mengobarkan perang di Ukraina, ‘karpet merah’ digelar untuk Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov selama tur empat negaranya di Afrika.
Dia dilaporkan mengunjungi Mesir, Ethiopia, Uganda dan Kongo-Brazzaville. Kunjungan Lavrov menunjukkan bahwa Rusia masih memiliki kekuatan diplomatik untuk menantang Barat untuk merebut hati dan pikiran pemerintah Afrika.
Bagi Lavrov, kunjungan itu penting untuk melawan klaim bahwa Rusia "mengekspor kelaparan" ke Afrika. Dia menyalahkan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh negara-negara Barat karena melonjaknya harga gandum.
Baca juga: Menlu Lavrov: Afrika Akan Berperan Besar dalam Kebijakan Luar Negeri Rusia
Dia tidak menawarkan bantuan kepada negara-negara Afrika untuk meredam dampak krisis biaya hidup.
Hal ini bisa dibandingkan dengan pengumuman dari AS yang menjanjikan negara-negara Afrika dana sebesar USD1,3 miliar (Rp19 triliun) untuk mengekang kelaparan atau inisiatif Misi Ketahanan Pangan dan Pertanian (FARM) yang dipimpin Prancis untuk membantu pertanian Afrika.
Barat diketahui seolah ingin sekali membuat kesan tersendiri dan mungkin mengingatkan negara-negara Afrika bahwa ia menawarkan lebih banyak dalam hal perdagangan dan bantuan.
Baca juga: Menlu Rusia: Geografi Sudah Berbeda, Perluas Wilayah Perang Lampaui Donbas
Selama turnya, Lavrov juga fokus pada KTT Rusia-Afrika yang akan diadakan di Ethiopia pada Oktober mendatang, di mana kesepakatan perdagangan dan pertahanan dapat ditandatangani untuk memperkuat hubungan.