Dia juga berusaha bertemu dengan Utusan Khusus AS untuk Tanduk Afrika Michael Hammer, yang juga mengunjungi Mesir dan Ethiopia.
Pada konferensi pers dengan Lavrov, Presiden Uganda Yoweri Museveni menegaskan kembali posisinya netral atas konflik di Ukraina.
"Kami tidak percaya menjadi musuh dari musuh seseorang," katanya.
Seperti diketahui, sebagian besar negara Afrika - termasuk Nigeria dan Kenya, kekuatan ekonomi Afrika Barat dan Afrika Timur masing-masing - memilih mendukung resolusi majelis umum PBB pada Maret lalu, mengutuk "agresi" Rusia dan menuntut penarikannya dari Ukraina.
Namun, hampir setengah dari semua abstain, 17 diantaranya berasal dari Afrika. Negara-negara dalam daftar ini termasuk Afrika Selatan - yang merasa berhutang budi kepada Moskow atas dukungannya dalam memerangi kekuasaan minoritas kulit putih - dan Uganda, yang akan menjadi ketua Gerakan Non-Blok, sebuah badan global yang dibentuk selama Perang Dingin oleh negara-negara yang ingin menghindari terjebak dalam persaingan antara kekuatan Barat dan blok komunis.
Secara tradisional, perdagangan Moskow dengan Afrika berfokus pada pertahanan - mulai dari penjualan senapan otomatis hingga jet tempur. Baru-baru ini tentara bayaran Rusia telah dikerahkan ke Mali dan Republik Afrika Tengah (CAR) untuk membantu pasukan pemerintah memadamkan pemberontakan.
Sementara itu, saat di Mesir, Lavrov memberikan jaminan bahwa eksportir biji-bijian Rusia akan memenuhi "komitmen" mereka.