Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Kerajaan Pribumi di Meksiko yang Tak Pernah Dijajah Suku Aztec

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 03 Agustus 2022 |03:03 WIB
Kisah Kerajaan Pribumi di Meksiko yang Tak Pernah Dijajah Suku Aztec
Suku Pribumi yang tak pernah dijajah suku Aztec (Foto: BBC)
A
A
A

Montesinos menjelaskan, orang Spanyol tidak harus menggunakan kerja paksa untuk membangun katedral karena komunitas P'urhépecha setuju untuk bekerja sama dan meminjamkan tenaga mereka.

"Ada narasi yang sangat dominan yang mencoba mengecilkan pencapaian orang-orang P'urhépecha dengan menyoroti bagaimana para biarawan Spanyol mengajari mereka membuat bangunan ini.

"Namun dalam menghadapi tantangan yang sangat menakutkan, P'urhépecha memasukkan hal-hal baru ke dalam hidup mereka untuk membuat sesuatu yang orisinal," kata Montesinos.

Saat kami berkeliling negara bagian Michoacán, saya mulai melihat sentuhan P'urhépecha dalam arsitekturnya.

Karena Michoacán kaya dengan pohon ek dan pinus, Kekaisaran P'urhépecha menjadi terkenal karena keahliannya dalam konstruksi kayu. Bangunan mereka yang paling menonjol adalah rumah kayu tradisional yang disebut trojes.

Setelah penjajahan, orang-orang P'urhépecha menggabungkan keahlian mereka ke dalam infrastruktur kolonial Spanyol yang berdiri hari ini di seluruh Michoacán.

Karena P'urhépecha mampu mempertahankan begitu banyak otonomi, tiga pusat administrasi kekuasaan mereka-Tzintzuntzan, Pátzcuaro, dan Ihuatzio-tetap menjadi pusat ekonomi selama era penjajahan.

"Saya tinggal di Pátzcuaro selama masa kanak-kanak dan itu adalah tempat paling indah untuk dikunjungi untuk sejarah P'urhépecha, tidak ada tempat lain seperti itu," kata paman saya.

Ketika kami tiba di Plaza Grande kota, perayaan budaya P'urhépecha diperlihatkan sepenuhnya, seperti kebiasaan setiap akhir pekan di Pátzcuaro.

Remaja laki-laki menampilkan tarian tradisional yang disebut Danza de los Viejitos (Tari Orang Tua).

Mereka berpakaian putih, dengan serafim buatan tangan berwarna-warni dan topi seperti jerami yang ditutupi pita pelangi yang semarak. Mereka berlama-lama dengan tongkat dan mengenakan topeng pria tua yang luar biasa sebelum masuk ke gaya tarian tap Meksiko yang disebut zapateado.

Tarian pra-Hispanik ini awalnya dilakukan oleh orang tua sebagai bagian dari ritual untuk dewa-dewa kuno, tapi setelah P'urhépecha dijajah, itu digunakan untuk mengejek Spanyol, itulah sebabnya para penari mengenakan topeng lucu.

Meskipun kekaisaran memperoleh kekuatan luar biasa dan meninggalkan warisan hebat ini, Kekaisaran P'urhépecha ditinggalkan dari wacana Meksiko, dibayangi oleh suku Aztec.

"Itu lebih berkaitan dengan bagaimana nasionalisme Meksiko muncul pada abad ke-19 dan ke-20. Semuanya berbasis di sekitar Mexico City. Narasi identitas Meksiko sebagian besar dibangun di sekitar warisan suku Aztec," kata Pérez Montesinos.

"Selain itu, karena ada lebih banyak narasi pertempuran, perang, dan perlawanan melawan Spanyol, ada lebih banyak bahan untuk cerita epik, sedangkan P'urhépechas, tidak memiliki drama yang sama," tuturnya.

Ketika saya pulang dari Michoacán, perubahan terjadi pada diri saya. Saya bangga dengan pengetahuan baru tentang warisan, budaya, dan tradisi saya.

Saya sangat antusias sehingga saya kembali ke Meksiko enam bulan kemudian bersama ayah saya dan duduk bersama nenek buyut saya untuk melanjutkan dari bagian yang kami tinggalkan.

"Bisakah Anda mengajari saya P'urhépecha?" kata saya bertanya. Nenek Juana berkata, "Dia bisa mengajarimu."

Saya berbalik dan menyadari dia menunjuk ayah. "Apa? Kamu tahu cara berbicara bahasa P'urhépecha?" tanyaku tidak percaya.

Dia tertawa dan berkata, "Itu sudah lama sekali, saya dulu tahu, sekarang tidak lagi."

Tapi Juana membalasnya: "Kamu bisa mengajarinya," katanya. "Orang tidak pernah lupa, ini adalah budaya kita."

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement