LONDON - Saat beranjak dewasa, Guneeta Singh Bhalla mendengar cerita neneknya yang menyeberang dari Pakistan ke India pada 1947 dengan membawa anak-anak yang masih kecil.
Neneknya itu telah menyaksikan kekerasan yang mengerikan dan menghantui sisa hidupnya.
Cerita semacam itu tidak ditemukan dalam buku-buku pelajaran Singh Bhalla, sehingga dia memutuskan untuk membuat "Arsip Pemisahan 1947", catatan sejarah daring tentang Pemisahan India dan Pakistan.
Catatan itu menjadi koleksi terbesar tentang peristiwa tersebut, yang berisi sekitar 10.500 cerita kenangan yang dikisahkan secara turun-temurun.
Baca juga: India Minta Maaf Usai Tembakkan Rudal ke Pakistan Secara Tak Sengaja
"Saya tak mau cerita nenek saya dilupakan, atau cerita-cerita orang lain yang mengalami pemisahan," kata Singh Bhalla, yang hijrah ke Amerika Serikat (AS) pada usia 10 tahun, dikutip Antara.
Baca juga: Guru Muslim di India Dipecat dan Dipenjara Usai Rayakan Kemenangan Pakistan di Piala Dunia Kriket
"Dengan segala kekurangannya, Facebook adalah alat yang luar biasa ampuh. Arsip tersebut dibesarkan oleh orang-orang yang menemukan kami di Facebook dan menyebarkan unggahan kami, sehingga lebih banyak yang peduli," katanya.
Pemisahan bekas koloni Inggris itu menjadi dua negara –India dengan mayoritas Hindu dan Pakistan dengan mayoritas Muslim– menciptakan salah satu migrasi terbesar dalam sejarah.
Sekitar 15 juta penganut Islam, Hindu dan Sikh saling bermigrasi di antara kedua negara selama terjadi ketegangan politik. Situasi saat itu dipenuhi kekerasan dan pertumpahan darah yang menelan korban jiwa lebih dari 1 juta orang.