Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Susahnya Menangkap Macan Tutul, Operasi Penangkapan Dilakukan Nyaris Sebulan dan 300 Orang Dikerahkan

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 02 September 2022 |11:50 WIB
Susahnya Menangkap Macan Tutul, Operasi Penangkapan Dilakukan Nyaris Sebulan dan 300 Orang Dikerahkan
Penangkapan macan tutul digelar selama 27 hari dan 300 orang dikerahkan (Foto: Departemen Kehutanan Karnataka)
A
A
A

INDIA - Sebuah operasi untuk menangkap macan tutul yang sulit ditangkap telah berlangsung di negara bagian Karnataka, India selatan selama lebih dari 27 hari.

Hewan itu pertama kali menjadi berita utama pada 5 Agustus lalu ketika menyerang seorang pekerja di kota Belgaum yang padat penduduk di Karnataka utara. Pria itu terluka tetapi selamat dari serangan itu.

Sejak itu, beberapa kali terlihat di sekitar lapangan golf di kota, memicu kepanikan di antara warga.

Departemen kehutanan negara bagian telah meminta sekitar 300 personel - dari dokter hewan dan penembak jitu hingga ahli anestesi - untuk menangkap macan tutul dan melepaskannya ke hutan, tetapi operasi tersebut sejauh ini tidak berhasil.

Baca juga: Terima Suap Rp199 Miliar, Mantan Pejabat Taman Nasional Harimau Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup

Masalah ini juga telah memicu badai politik, dengan politisi oposisi meminta menteri kehutanan negara bagian, Umesh Katti, untuk mengundurkan diri. Katti mengatakan dia siap untuk melakukannya jika itu berarti "macan tutul akan ditangkap". Karnataka diketahui diperintah oleh Partai Bharatiya Janata (BJP).

Baca juga: Dokter Gigi AS Dituduh Bunuh Istri saat Berburu Macan Tutul di Zambia, Klaim Senjata Meletus Tak Sengaja

“Ada banyak tekanan publik untuk segera menangkap macan tutul, jadi lebih banyak personel telah dikerahkan untuk bertugas,” terang Vijayakumar Gogi, seorang pejabat tinggi kehutanan di negara bagian itu, mengatakan kepada BBC.

Lalu seperti apa operasi penangkapan macan tutul itu? Ada sekitar 20 jebakan kamera yang dipasang di berbagai lokasi di dekat lapangan golf untuk melacak pergerakan macan tutul. Kamera jebakan adalah kamera dengan sensor inframerah yang secara otomatis mengklik foto ketika merasakan objek bergerak.

Sepuluh kandang logam berisi anjing dan anak babi sebagai umpan telah disiapkan untuk menjebak hewan tersebut.

"Upaya juga dilakukan untuk menarik macan tutul dengan feromon," kata Gogi. Kotoran dan urin macan tutul betina yang sedang panas dioleskan ke kandang untuk memancing macan tutul masuk ke dalam.

Ia menambahkan, tim yang terdiri lebih dari 300 personel telah menyisir area seluas 300 hektar secara menyeluruh - tiga kali - untuk menemukan macan tutul. Mereka berencana meminta seorang penembak jitu untuk menembakkan panah penenang ke macan tutul sehingga bisa ditangkap dan dipindahkan ke cagar alam.

"Kami juga menyewa dua gajah terlatih karena lebih mudah untuk melihat macan tutul dari ketinggian,” lanjutnya.

Selain itu, enam penggali diikutsertakan untuk membantu personel mencari macan tutul di medan padat sambil tetap terlindungi dari potensi serangan. Pada satu titik, sebuah pesawat tak berawak juga diterbangkan ke daerah itu untuk mencoba dan menemukan hewan itu. Namun hingga saat ini, macan tutul itu belum juga ditangkap.

Sementara itu, para konservasionis mengatakan operasi skala besar - dan perhatian media - mungkin kontra-produktif untuk menangkap hewan yang tertutup itu.

Anthony S Mariappa, seorang pejabat kehutanan Belgaum yang memimpin operasi tersebut, mengatakan ini adalah pertama kalinya seekor macan tutul terlihat di kota Belgaum, itulah sebabnya ada banyak kecemasan di antara orang-orang.

Mariappa mengatakan macan tutul itu terlihat dua kali selama operasi tetapi hewan itu menyelinap pergi sebelum bisa ditangkap.

Dia menambahkan bahwa hujan lebat di negara bagian itu juga menghambat upaya.

Hujan telah mengurangi jarak pandang dan menciptakan beberapa genangan air di dalam area kecil, sehingga mempersulit petugas kehutanan untuk memasang perangkap.

"Ada juga banyak mangsa di daerah itu, jadi macan tutul tidak tertarik dengan umpan yang kita buat,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa perhatian media dan tekanan publik yang meningkat atas masalah ini menyebabkan masalah.

"Pihak berwenang dan publik menginginkan hasil yang cepat, jadi kami telah didorong untuk mencoba eksperimen baru atau membuat perubahan tambahan dalam operasi kami setiap hari. Tetapi untuk menangkap macan tutul, harus ada sedikit campur tangan manusia dan banyak kedamaian dan ketenangan,” lanjutnya.

Ahli biologi satwa liar Sanjay Gubbi, yang telah mempelajari macan tutul di Karnataka selama lebih dari satu dekade, menyetujui hal itu.

"[Macan tutul] lebih mungkin untuk melarikan diri pada gangguan sekecil apa pun daripada menyerang. Jadi operasi skala besar yang diluncurkan sebagai reaksi spontan terhadap tekanan publik lebih banyak merugikan daripada menguntungkan," katanya.

Dia juga memperingatkan bahwa menangkap satu macan tutul tidak dapat menyelesaikan masalah.

"Yang kami butuhkan adalah lebih banyak program penjangkauan untuk membantu orang memahami macan tutul dan perilaku mereka. Ini dapat membantu membangun toleransi dan penerimaan sehingga manusia dan macan tutul dapat hidup berdampingan di ruang bersama dengan cara yang lebih aman dan damai,” tambahnya.

Seperti diketahui, macan tutul adalah makhluk pemalu, tetapi selama bertahun-tahun, ada beberapa laporan tentang mereka menjelajah ke desa-desa dan kota-kota India untuk mencari mangsa karena habitat mereka menyusut.

Karnataka - yang memiliki kawasan hutan yang luas dan beberapa suaka margasatwa - memiliki 1.783 macan tutul, tertinggi kedua di negara ini, menurut data pemerintah. Hewan-hewan itu sering terlihat di kota-kota besar di negara bagian itu, seperti Bangalore dan Mysore.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement