MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, (29/9/2022) menandatangani dua dekrit yang mengakui bekas wilayah Ukraina Kherson dan Zaporozhzhia sebagai negara berdaulat yang independen. Dekrit tersebut mulai berlaku segera.
“Mengakui kedaulatan dan kemerdekaan negara” dari wilayah Kherson dan Zaporozhzhia “berlaku sejak hari penandatanganan,” kata dua dekrit bertanggal dan ditandatangani 29 September itu, sebagaimana dilansir RT.
Dalam dokumen tersebut, Putin mengacu pada prinsip dan norma hukum internasional yang diakui secara universal, dan prinsip persamaan hak dan penentuan nasib sendiri masyarakat, yang diabadikan dalam Piagam PBB.
Langkah itu dilakukan pada malam upacara resmi di mana presiden Rusia diharapkan untuk menandatangani perjanjian tentang penggabungan wilayah Kherson dan Zaporozhzhia, serta dua republik Donbass, ke dalam Rusia.
Referendum untuk bergabung dengan Rusia diadakan di Zaporozhzhia dan Kherson, serta Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR), antara 23 dan 27 September.
Di Wilayah Kherson, 87,05% memilih untuk menyatakan kemerdekaan dan bergabung dengan Federasi Rusia. Wilayah Zaporozhzhia juga mendukung gagasan pemisahan dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia (93,23%). Di DPR, 99,23% memberikan suara mendukung, sedangkan hasil di LPR sedikit lebih rendah (98,42%).
Pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat menyebut referendum tersebut “palsu” dan tidak mengakui hasilnya. Amerika Serikat (AS) bahkan telah menyusun undang-undang untuk menjatuhkan sanksi pada negara manapun yang mengakui “pencaplokan” Rusia atas empat wilayah tersebut.
Setelah Putin menandatangani perjanjian tentang aksesi wilayah baru ke Rusia, dokumen akan diserahkan ke Mahkamah Konstitusi Rusia. Setelah ini, Duma Negara – majelis rendah parlemen Rusia – harus meratifikasi perjanjian, yang kemudian akan dikirim ke Dewan Federal, majelis tinggi, untuk prosedur yang sama.
Follow Berita Okezone di Google News