Teknik pelatihan
Semula latihan menembak bagi tentara AS biasanya menggunakan sasaran jarak jauh di lapangan tembak.
Namun, latihan semacam ini tidak mirip dengan kondisi pertempuran yang sebenarnya dan tidak menyiapkan serdadu untuk menembak manusia.
Kemudian setelah Perang Dunia II, militer mulai memakai sasaran berupa bayangan manusia.
Hal ini, diharapkan, akan membantu mengatasi ketakutan agresi.
Target menembak juga akan muncul secara tiba-tiba pada jarak yang beragam, lantas tentara diperintahkan menembak secara cepat untuk merangsang refleks menembak.
Ketika Perang Vietnam berlangsung, pertempuran jarak dekat semakin jarang terjadi.
Akan tetapi, latihan menyerang menggunakan sangkur masih diteruskan guna membangun sikap agresif terhadap musuh—bukan berarti latihan ini akan diterapkan pada medan tempur.
Semua metode ini dimaksudkan untuk membangun kekebalan dalam hati nurani untuk membunuh.
Mayor F.D.G. Williams dalam Doktrin dan Pelatihan Militer AS menulis: "Ide-idenya tampak disambut baik kemudian pudar. Namun, faktanya, observasi Marshall dan anjuran-anjurannya berujung pada banyak perbaikan."