Dalam penipuan kompromi email bisnis semacam itu, penjahat meniru pesan email atau situs web untuk membuat komunikasi mereka tampak seperti berasal dari sumber yang dikenal yang mengajukan permintaan seperti transfer uang.
Abbas juga mengakui konspirasi untuk menipu seorang pengusaha Qatar lebih dari USD1 juta (Rp15,6 miliar).
"Para terdakwa diduga memalsukan pembiayaan sekolah Qatar dengan memainkan peran sebagai pejabat bank dan membuat situs web palsu dalam skema yang juga menyuap pejabat asing untuk tetap berpura-pura rumit setelah korban diberi tahu,"terang penjabat Jaksa Amerika Serikat. Tracy L. Wilkison mengatakan dalam sebuah pernyataan tahun lalu.
Salah satu rekan konspiratornya mengaku bersalah pada November 2020 atas satu tuduhan konspirasi untuk terlibat dalam pencucian uang. Dia juga menjalani 11 tahun di penjara federal dan harus membayar ganti rugi lebih dari USD30 juta (Rp468 miliar).
Penyelidik federal telah menggambarkan Abbas sebagai pencuci uang yang produktif yang memanfaatkan platform media sosialnya untuk mendapatkan ketenaran dan membual tentang kekayaannya.
Abbas yang merupakan warga negara Nigeria yang berbasis di Dubai, tidak merahasiakan gaya hidupnya yang mewah. Sebelum penangkapannya, dia menyebut dirinya "Billionaire Gucci Master" di Snapchat.
"Awal hari saya makan sushi di Nobu di Monte Carlo, Monaco, kemudian memutuskan untuk memesan helikopter untuk ... facial di spa Christian Dior di Paris kemudian mengakhiri hari saya dengan sampanye di Gucci," tulisnya dalam keterangan foto. Instagram pada 2020.
Foto dirinya berpose dengan beberapa model mobil Bentley, Ferrari, Mercedes Benz, dan Rolls-Royce menyertakan tagar #AllMine. Foto lainnya menunjukkan dia berpose dengan bintang olahraga internasional dan selebriti lainnya.