"Selama 15 bulan kami memberikan kesempatan kepada saudari kami untuk menikmati jalan-jalan di taman. Kami sudah menyuruh mereka untuk mengikuti praktik menggunakan jilbab, tapi sebagian mengabaikannya. Kami memisahkan hari bagi pria dan perempuan untuk pergi ke taman, tapi itu tidak diindahkan," lanjutnya.
"Di setiap negara, siapa pun yang menyuarakan perlawanan pada pemerintah akan ditangkap. Di sejumlah negara, mereka bahkan dibunuh,” ungkapnya saat ditanya mengapa mereka menekan orang-orang yang memprotes hak-hak perempuan.
"Kami belum melakukan itu. Tapi tentu saja, kalau seseorang bertekad menentang kepentingan nasional, mereka akan dibungkam,” tambahnya.
Kata-kata dan tindakan dari kementerian ini menyangkal sikap keras Taliban terhadap perempuan, dan siapa pun yang kritis terhadap kebijakan mereka. Hal ini bertolak belakang dengan citra moderat yang pernah diungkapkan pihak Taliban pada awal-awal berkuasa tahun lalu.
(Susi Susanti)