KABUL - Jerit kegembiraan dan kebahagiaan membahana ketika sejumlah anak-anak menikmati permainan bianglala, mobil mainan, dan rollercoaster kecil di sebuah taman bermain di pusat Kota Kabul, Afghanistan.
Ayah-ayah mereka duduk bersama di wahana tersebut, sekadar mengawasi, dan ada pula yang mengambil foto - momen kebahagiaan yang langka di Afghanistan di tengah pemberitaan yang seringkali begitu suram.
Namun di balik kegembiraan itu terselip kesuraman. Kaum ibu hanya bisa berada di rumah ‘gigit jari’. Mereka tidak bisa berbagi kebahagiaan dan kenangan dengan anak-anak mereka di taman bermain tersebut setelah Taliban memutuskan untuk melarang para perempuan berkunjung ke taman-taman di Kabul.
Baca juga: Bersalah Lakukan Perzinahan Hingga Seks Sejenis, Taliban Hukum Cambuk 12 Orang di Stadion
Saat tim BBC berkunjung, puluhan pria bersama anak-anak mereka sedang menikmati wahana-wahana permainan tersebut.
Baca juga: Taliban: 19 Orang Dicambuk di Depan Umum dengan 39 Kali Cambukan, 9 Diantaranya Wanita
Perempuan yang paling dekat dengan taman ini, termasuk kami, hanya bisa memandang dari kejauhan dari sebuah restoran. Kaum hawa baru-baru ini juga dilarang masuk ke kolam renang dan pusat kebugaran di kota.
Ketika Taliban makin membatasi apa yang bisa dibatasi, remaja putri dan perempuan dewasa makin takut apa yang akan terjadi ke depannya.
Beberapa orang mengatakan langkah ini tidak akan berpengaruh ke sebagian besar wilayah negara. Tapi bagi sebagian besar orang saat ini, keluar malam adalah hal mewah yang tak mampu dibeli.