SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol mengatakan pada Selasa (27/12/2022) bahwa dia akan mempercepat pembentukan unit militer yang berspesialisasi dalam drone, mengkritik respons militer terhadap intrusi perbatasan yang dilakukan drone Korea Utara.
Seperti diketahui, lima pesawat tak berawak Korea Utara menyeberang ke Korea Selatan pada Senin (26/12/2022), mendorong Seoul untuk mengacak jet tempur dan menyerang helikopter, dan mencoba menembak jatuh mereka, dalam intrusi pertama sejak 2017.
BACA JUGA: Militer Kurang Sigap, Korsel Minta Maaf karena Gagal Tembak Jatuh 5 Drone Korut
Insiden itu menghidupkan kembali pertanyaan tentang pertahanan udara Korea Selatan pada saat mencoba mengendalikan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus berkembang.
BACA JUGA: AS Pastikan Akan Lindungi Korsel Usai Drone Korut Melanggar Perbatasan
Militer Korsel melepaskan tembakan peringatan dan sekitar 100 peluru dari helikopter yang dilengkapi dengan senapan mesin, tetapi gagal menjatuhkan salah satu drone saat mereka terbang di atas beberapa kota di Korea Selatan, termasuk ibu kota Seoul, selama sekitar lima jam.
"Insiden itu menunjukkan kurangnya kesiapan dan pelatihan militer kita selama beberapa tahun terakhir, dan jelas menegaskan perlunya kesiapan dan pelatihan yang lebih intens," kata Yoon dalam rapat kabinet, dikutip Reuters.
Yoon menyalahkan kurangnya kesiapan pada kebijakan Korea Utara yang berbahaya dari pendahulunya, yang mengandalkan "niat baik" Pyongyang dan pakta militer antar-Korea 2018 yang melarang kegiatan bermusuhan di daerah perbatasan.