Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Gagal Tentara Bayaran dalam Upaya Pembunuhan Kartel Narkoba Pablo Escobar

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 31 Desember 2022 |06:25 WIB
Kisah Gagal Tentara Bayaran dalam Upaya Pembunuhan Kartel Narkoba Pablo Escobar
Ilustrasi/Foto: BBC
A
A
A

"Kepindahan itu seperti Natal. Semua senjata yang kami butuhkan ada di sana," kata McAleese.

Tentara bayaran berlatih keras untuk misi itu Namun hanya Tomkins dan McAleese yang tahu siapa yang hendak mereka bunuh.

Sebelum anggota lain diberi tahu, seorang dari tim itu tersebut keluar dari peternakan dan diizinkan pulang. Dia lalu menjual cerita apa yang dijalani di Kolombia ke surat kabar, tapi tidak memberikan nama atau detail operasi tersebut.

Saat misi penyerangan semakin dekat, tim tentara bayaran itu memindahkan latihan mereka ke dalam hutan. Tujuannya agar mereka dapat berlatih menggunakan senjata dan bom tanpa terdengar pihak lain.

Rencana serangan itu melibatkan dua helikopter yang terbang ke kompleks Hacienda Napoles.

Helikopter ini direncanakan terbang di saat para tentara bayaran menembaki penjaga keamanan Escobar dan membunuh sang gembong narkotik.

Para tentara bayaran ditargetkan membawa kepala Escobar sebagai piala kemenangan.

Saat mendengar dari seorang informan bahwa Escobar sedang berada di perkebunannya, mereka langsung menuju sasaran. Namun serangan itu akhirnya tidak pernah terjadi.

Helikopter yang membawa McAleese dan Tomkins jatuh saat terbang rendah ketika menembus awan di atas Pegunungan Andes. Pilot helikopter tewas dalam kecelakaan itu.

Janji kepada Tuhan

Orang-orang lain dalam helikopter itu selamat. Akan tetapi, luka McAleese terlalu parah untuk menuruni lereng gunung. Dia terbaring selama tiga hari dalam kesakitan yang luar biasa sampai dia diselamatkan.

Escobar mendengar tentang rencana pembunuhannya. Dia lalu mengirim anak buahnya ke gunung untuk menemukan para tentara bayaran tersebut.

"Jika Pablo Escobar menangkap saya, saya akan mengalami kematian yang panjang, berlarut-larut, dan menyakitkan," kata McAleese.

Dia melarikan diri dan mencoba menepati janji yang telah dia buat kepada Tuhan saat dia terbaring di lereng gunung.

McAleese mengatakan, dia adalah "laki-laki yang kotor, rendah hati, dan bajingan". Dia berkata, dia harus berubah.

Namun bukan tindakannya di zona perang yang dia sesali, melainkan kegagalannya sebagai suami dan ayah.

"Saya memiliki banyak penyesalan dan tidak satupun dari penyesalan itu adalah saat saya berada di sisi tentara," ujarnya.

Pada usia 78 tahun, McAleese mengatakan bahwa dia akhirnya menemukan kedamaian.

Sebaliknya, Pablo Escobar ditembak mati pada tahun 1993 saat berupaya melarikan diri dari kejaran penegak hukum Kolombia.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement