Sementara itu, dia menjelaskan jika bantuan dari pemerintah Turki dipusatkan di pusat kota Ankara. Ada beberapa pelajar Indonesia yang ikut berlindung di tenda darurat di pusat lota. Dia menjelaskan sekitar 9 pelajar di sana. Selebihnya sekitar 40 pelajar berlindung di kampus. Adapun di kampus, belum ada bantuan dari pemerintah Turki.
Khusus di tenda darurat, terdapat logistik makanan dan minuman, serta bisa masak.
Orang orang Turki juga sudah banyak dievakuasi ke tenda darurat pemerintah.
Dia juga menjelaskan jika gempa susulan masih terasa, tapi kekuatannya sudah tidak sebesar gempa di hari pertama.
“Kepanikan sudah mulai reda. Orang Turki sudah banyak yang lari ke luar kota,” ujarnya.
Para pelajar ini juga mengaku sudah bisa menghubungi keluarga mereka di Tanah Air setelah beberapa jam gempa terjadi. Namun komunikasi sempat telat karena beberapa baterai telepon selular (ponsel) mereka mengalami kekuarangan daya atau lowbat, sehingga ahrus antre untuk mengisi daya.
(Susi Susanti)