Dari 298 penumpang dan awak, 196 orang Belanda sementara banyak penumpang lainnya berasal dari Malaysia, Australia, Inggris, Belgia, dan negara lain.
Tim Investigasi Gabungan mengutip pengadilan Belanda yang tahun lalu memutuskan bahwa Moskow memiliki "kendali menyeluruh" atas Republik Rakyat Donetsk, yang menguasai daerah itu pada Juli 2014.
Itu menggambarkan percakapan telepon yang direkam di mana para pejabat Rusia mengatakan keputusan untuk memberikan dukungan militer "bergantung pada Presiden".
"Ada informasi konkret bahwa permintaan separatis itu disampaikan kepada presiden, dan permintaan itu dikabulkan," katanya.
Namun ia menambahkan tidak diketahui apakah permintaan tersebut "secara eksplisit menyebutkan" sistem yang digunakan untuk menembak jatuh MH17.
"Meskipun kami berbicara tentang indikasi kuat, bukti lengkap dan konklusif yang tinggi tidak tercapai," lanjutnya.
"Selain itu, Presiden menikmati kekebalan dalam posisinya sebagai Kepala Negara,” ujarnya.
Tim Investigasi Gabungan (JIT) terdiri dari anggota dari Belanda, Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina - negara-negara yang paling parah terkena dampak penembakan MH17.