JAKARTA – Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil mengevakuasi lima penumpang usai Pesawat Susi Air dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris pimpinan Egianus Kogoya di Bandara Paro, Nduga, Papua.
Adapun kelimanya adalah Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge,Meita Gwijangge dan bayi Wetina W. Saat ini, mereka telah kembali ke rumah masing-masing.
(Baca juga: Hari Ketiga Penyanderaan Pilot Susi Air, Sinyal GPS Kapten Philips Hilang)
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom, mengatakan lima penumpang Pesawat Susi Air tersebut tidak disandera. Dia beralasan, kelimanya adalah asli Papua.
“Lima penumpang itu orang asli Papua, mereka tidak disandera karena kami berjuang untuk orang asli Papua,” kata Sebby dilansir BBC News Indonesia, Kamis (9/2/2023).
Namun kata Sebby, jika mereka bukan orang Papua, pihaknya tidak segan-segan untuk menembak kelimanya. “Kecuali mereka menjadi mata-mata dan polisi Indonesia itu baru kami tembak,”ucapnya.
Sementara, pilot berkebangsaan Selandia Baru bernama Philips Max Marthin disandera di sebuah tempat rahasia.
“Pilot orang New Zealand ini kami bawa menuju markas daerah pertahanan III dan itu jaraknya dua hari. Mereka masih dalam perjalanan,”tutup pentolan kelompok teroris tersebut.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa personel gabungan TNI-Polri telah menyiapkan operasi pencarian dan penyelamatan terhadap Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang belum diketahui keberadaannya pasca-pembakaran pesawat oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan otoritas Negara Selandia Baru terkait dengan rencana operasi penyelamatan Philip Mark Merthens yang merupakan warga negara Selandia Baru itu.
(Fahmi Firdaus )