“Lagipula, jika sebuah negara yang kuat bersedia untuk mencoba menghapus perbatasan tetangga yang berdaulat secara paksa, apa yang menghentikannya melakukan hal yang sama kepada orang lain? Negara-negara di seluruh Asia Tengah memahami hal ini,” katanya.
Kelima negara Asia Tengah tersebut merupakan bekas anggota Uni Soviet yang memiliki hubungan dagang dengan Rusia dan China. Tetapi mereka sebagian besar tetap netral selama perang, mematuhi sanksi Barat dan menyatakan kegelisahan atas invasi Rusia ke Ukraina, juga negara bekas Soviet.
Di sisi lain, rencana perdamaian China ditanggapi dengan ketidakpercayaan umum di Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia setuju dengan beberapa bagiannya dan mengatakan itu adalah tanda kesediaan China untuk terlibat. Beijing sejauh ini belum secara terbuka menanggapi seruan Zelensky untuk mengadakan pertemuan puncak.
(Susi Susanti)