Bung Karno pun mendapatkan saran dari Kiai Wahab untuk menggelar silaturahmi. Kebetulan saat itu umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Kiai Wahab menyebutkan, bahwa saling menyalahkan antara elite politik dan tokoh bangsa merupakan perbuatan dosa. Ditambah, rakyat yang menjad korban.
Di tengah situasi politik yang memanas, menurut Kiai Wahab para elite politik dan tokoh bangsa perlu saling memaafkan sehingga tidak saling berseteru.
Namun, Bung Karno tak ingin menggunakan istilah silaturahmi. Menurutnya, istilah tersebut sudah kerap digunakan dan dianggap biasa.
Hingga akhirnya Bung Karno mengundang para elite politik dan tokoh bangsa ke Istana dengan tajuk halalbihalal. Pada momen itu semuanya duduk bersama membahas persoalan bangsa lalu saling memaafkan.
Istilah Halalbihalal akhirnya kerap digunakan sampai sekarang setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri. Bukan hanya untuk para tokoh bangsa, namun juga bagi masyarakat umum.
(Arief Setyadi )