Di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB, Korea Utara dilarang menggunakan teknologi rudal jarak jauh yang diperlukan untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.
Awal bulan ini, Korea Selatan berhasil menggunakan roket untuk menempatkan satelit ke orbit menggunakan roket Nuri buatan sendiri, yang selain kekhawatiran regional yang lebih luas mungkin telah berperan dalam memotivasi Korea Utara untuk mencoba meluncurkannya sendiri, kata para analis.
“Mengingat kemampuan yang diperlihatkan roket Nuri Korea Selatan untuk mengirimkan satelit ke orbit, rezim Kim kemungkinan melihat dirinya dalam perlombaan luar angkasa,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, sebagaimana dilansir Nikkei.
"Pyongyang khawatir Korea Selatan berhasil memperdalam kerja sama keamanan trilateral dengan Jepang dan Amerika Serikat (AS)."
Media pemerintah Korea Utara melaporkan pada Selasa, (30/5/2023) bahwa satelit akan diluncurkan pada Juni untuk tujuan "melacak, memantau, membedakan, mengendalikan, dan mengatasi secara real time tindakan militer berbahaya AS." dan negara-negara terkait, yang dituduhnya "mengungkapkan ambisi sembrono mereka untuk melakukan agresi."