Arus di permukaan yang dapat menarik kapal dan perenang keluar jalur mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, tetap kedalaman laut juga memiliki arus-arus tersendiri.
Meski tidak sekuat arus yang ada di permukaan laut, arus bawah laut juga dapat menyebabkan pergerakan air.
Mereka dapat diarahkan oleh angin menghembus di permukaan laut yang mempengaruhi kolom air di bawah laut, pasang surut dalam air atau perbedaan massa jenis yang disebabkan suhu dan kadar garam yang dikenal sebagai arus termohalin.
Kejadian langka seperti badai lubuk, yang biasa berkaitan dengan pusaran air di permukaan, juga dapat membuat arus menjadi kuat dan sporadik hingga bisa menghanyutkan materi yang ada di dasar laut.
Foto: Reuters.
Informasi yang tersedia mengenai arus bawah laut di sekitar Titanic, yang terbagi menjadi dua bagian setelah haluan dan buritan kapal terbelah saat kapal itu tenggelam, berasal dari riset yang mempelajari pola-pola di dasar laut dan pergerakan cumi di sekitar bangkai kapal.
Sebagian dari kapal Titanic diketahui berada dekat area dasar laut yang dipengaruhi oleh arus air dingin yang mengalir ke arah selatan dan dikenal sebagai Western Boundary Undercurrent (Arus Bawah Batas Barat).
Aliran “arus bawah“ ini menciptakan bukit pasir yang bermigrasi, meriak dan pola berbentuk pita di antara sedimen dan lumpur sepanjang dasar laut.
Fenomena ini telah memberikan gambaran bagi para ilmuwan tentang seberapa kuatnya arus bawah itu.
Kebanyakan dari pergerakan partikel di dasar laut yang diobservasi biasa terkait dengan arus yang relatif lemah atau moderat.