Ia membandingkan kejadian meledaknya Gunung Vesuvius atau Gunung Fuji sebagai contoh seberapa sering kejadian seperti itu dapat terjadi, yakni peluang terjadinya sekali dalam puluhan ribu hingga ratusan rabu tahun.
Kejadian lain dikenal dengan sebutan arus kekeruhan, di mana air dipenuhi sedimen dan mengalir turun lereng benua, lebih sering terjadi dan dapat dipicu oleh badai.
“Kami melihat interval pengulangan sampai bahkan 500 tahun,” kata Piper. Namun topografi dari dasar laut di wilayah tersebut kemungkinan dapat mengarahkan aliran sedimen apapun menuju jurang yang disebut dengan Lembah Titanic.
Artinya, aliran sedimen tidak akan menyentuh bangkai kapal sama sekali.
Seiffert dan Piper sama-sama mengatakan tidak mungkin jika sebuah kejadian alam menyebabkan hilangnya kapal selam Titan.
Adapun beberapa faktor geologi yang belum sepenuhnya diteliti. Dalam ekspedisi ke Titanic sebelumnya dengan OceanGate, Paul-Henry Nargeolet - mantan penyelam Angkatan Laut Prancis dan pilot kapal selam - mengunjungi titik misterius yang dia tangkap dengan sonar pada 1996.