Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gubernur Soerjo, Ujung Tombak Surabaya hingga Gugur di Hutan Ngawi

Awaludin , Jurnalis-Minggu, 09 Juli 2023 |08:01 WIB
 Gubernur Soerjo, Ujung Tombak Surabaya hingga Gugur di Hutan Ngawi
Gubernur Ario Soerjo (foto: dok Okezone)
A
A
A

Ya, semua hal yang dikeluhkan sekutu lewat Mayjen E.C Mansergh soal tugas sekutu di Surabaya, dikirimkan pada Gubernur Soerjo, mulai dari ketika situasi kondusif hingga memanas yang di kemudian hari pecah Pertempuran 10 November 1945.

“Sebagai perwakilan resmi pemerintah, semua surat-surat resmi tentara Inggris ditujukan pada beliau. Mulai dari surat dengan awalan kata-kata sopan dengan kata ‘Mister’, hingga pakai nama langsung, ‘to: RMT Soerjo’ ketika suasana makin memanas,” tambahnya.

Seperti ketika terjadi insiden tembak-menembak pada akhir Oktober. Mansergh mengirim surat bernomor G-512-1 yang isinya mengeluhkan adanya hambatan rakyat Surabaya dalam tugas mereka mengevakuasi kaum interniran. Hari berikutnya surat lain datang yang berisi dan tuduhan bahwa Kota Surabaya dikuasai para perampok.

Mansergh sendiri mengharapkan kehadiran Gubernur Soerjo ke kantornya untuk menanggapi hal itu. Tapi Gubernur Soerjo tak sudi dan memilih mengirim surat balasan bernomor 1-KBK pada 9 November, via utusan Residen Sudirman, Roeslan Abdoelgani dan TD Kundan.

Isinya berintikan sanggahan terhadap segala tuduhan Mansergh, jawaban pengembalian truk-truk yang dirampas kepada Inggris, serta pengangkutan mayat-mayat tentara Inggris.

Ketiga utusan Gubernur Soerjo itu membawa balasan lain berupa ultimatum penyerahan senjata dengan tenggat waktu 10 November 1945. Hal ini segera dikomunikasikan ke pemerintah lewat Menteri Luar Negeri Mr. Achmad Soebardjo.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement