 
                Lebih lanjut, dia menjelaskan ancaman terhadap eksistensi kehidupan dan martabat merupakan bagian dari kenyataan sehari-hari yang dihadapi oleh kelompok LGBTQIA+. Kebencian di dunia maya, serangan langsung terhadap para pembela hak asasi manusia, serta pembalasan terhadap pelaksanaan hak-hak sipil dan politik, merupakan masalah yang mereka hadapi dan pihaknya meminta agar pemerintah ikut turut tangan.
"Kami mendesak mekanisme hak asasi manusia ASEAN untuk memantau dan menanggapi hal ini. Dalam situasi sulit di mana kebencian membayangi komunitas kami, kami mengandalkan kekuatan kolektif kami sebagai komunitas pembela hak asasi manusia. Kepada para aktivis LGBTQIA+, tetaplah kuat: kekuatan kolektif kita sebagai sebuah gerakan akan menopang aktivisme kita," tuturnya.
Sebagai informasi, Sebelumnya viral di media sosial bahwa ASEAN SOGIE Caucus, organisasi yang bermarkas di Filipina ini akan menggelar pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada 17-21 Juli 2023 mendatang. Namun, saat akun instagramnya @aseansogiecaucus dikunjungi, akun telah diprivat.
(Arief Setyadi )