JAKARTA - Mabes Polri membeli sebanyak 1.857 pistol bubuk lada untuk personel Polda Metro Jaya. Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, pengadaan senjata tersebut berfungsi dalam rangka menunjang operasional anggota di lapangan.
"Untuk mengambil tindakan represif dalam menangani kejahatan dan aksi unjuk rasa yang anarkis. Dengan dibekali jenis amunisi, seperti powder lada," kata Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2023).
Ramadhan menjelaskan, bahwa senjata tersebut dibekali dua jenis amunisi. Yaitu amunisi bubuk lada dan amunisi bubuk lada yang dicampur dengan gas air mata.
Ia menegaskan, penggunaan gas air mata pada pistol tersebut juga berbeda dengan penggunaan pada saat melerai unjuk rasa dalam skala besar, dan tetap mengindahkan hak asasi manusia.
"(Pistol bubuk lada) merupakan alat perlindungan diri seperti senjata api laras pendek, atau pistol yang melumpuhkan tetapi tidak mematikan dalam penanganan giat," ucapnya.
Adapun pengadaan pistol sebesar Rp49,86 miliar bersumber dari anggaran APBN 2022 sebagai bagian dari program modernisasi almatsus dan sarana prasarana polri. Dengan total produk sebanyak 1.857 set pistol bubuk lada beserta perlengkapan pendukungnya.
"Dalam rencana pengadaan paper projectile launcher tersebut tidak hanya terdiri dari item paper projectile launcher saja. Tetapi terdapat juga beberapa jenis dan jumlah barang-barang yang berkaitan langsung lainnya," katanya.
"Item-item barang tersebut merupakan kelengkapan agar paper projectile launcher dapat digunakan, dipelihara dan dirawat dengan baik," sambungnya.
Adapun rincian senjata pistol bubuk lada ini dibandrol seharga Rp17,46 miliar untuk total 1.857 pucuk senjata mengacu pada harga Rp9,4 juta/per pucuknya. Kemudian untuk kebutuhan kelengkapan pendukung menghabiskan dana Rp32,39 miliar terdiri extra magazine, kantong, holder, amunisi bubuk lada dan bubuk lada dicampur gas air mata.
(Awaludin)