Dengan latar belakangnya sebagai mantan guru agama Kristen Katolik semakin memudahkan Borlak. Mengingat mayoritas masyarakat Timika beragama Kristen Katolik.
Kendati tak melulu hanya orang-orang beragama Kristen yang bisa diterima warga Papua. Dalam kisahnya, juga ada prajurit Kopassus beragama Islam yang sukses berbaur dengan warga lokal.
"Namanya Serma Haji Sumpena. Dia beragama Islam, tetapi di kalangan orang Kristen dan petinggi kelompok separatis Kristen itu dia bisa membawa diri dengan baik, bahkan bisa bersalam-salaman. Sehingga ketika pada suatu kesempatan terjadi penyanderaan, kami bisa bernegosiasi dan sandera pun bisa dikembalikan tanpa tebusan uang," kenangnya.
Prajurit Kopassus, menurutnya banyak yang pernah bertugas di Papua. Bahkan, harus menjadi guru di sela-sela tugasnya hingga mantri kesehatan. Mereka harus siap menjadi apa saja saat masyarakat membutuhkan.
Interaksi antara prajurit Kopassus dan warga Papua membuat mereka mendapat julukan unik, yakni Bapak Maleo.
(Arief Setyadi )