Pasukan Al-Sadr diyakini kemudian mengambil bagian dalam pembunuhan sektarian antara Syiah dan Sunni yang melanda Irak selama beberapa tahun setelah pemboman salah satu situs paling suci dalam Islam Syiah. Sejak saat itu banyak yang telah berubah.
Pendukung Al-Sadr secara aktif berpartisipasi dalam serangan militer Irak terhadap kelompok Negara Islam di kota-kota seperti Tikrit. Dia juga mengorganisir demonstrasi untuk memprotes korupsi pemerintah, bahkan sampai menembus Zona Hijau yang dijaga ketat di Baghdad, yang menampung kantor pemerintah dan banyak kedutaan asing.
Pada Agustus tahun lalu, Al-Sadr menyatakan niatnya untuk menjauh dari politik, didorong oleh kebuntuan selama hampir setahun dalam membentuk Kabinet baru. Meskipun partainya mendapatkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen Oktober 2021, partai tersebut gagal memperoleh pemerintahan mayoritas.
(Susi Susanti)