KABUL - Dua tahun sejak Taliban berkuasa di Afghanistan, tidak ada satu negara pun yang secara resmi mengakui kekuasaan mereka.
Bahkan terlibat dengan pemerintah Taliban tetap sangat kontroversial. Beberapa mengatakan berbicara dengan mereka akan membantu membawa perubahan. Namun yang lain bersikeras bahwa Taliban tidak akan pernah berubah jadi tidak ada gunanya berbicara.
Dan ketika dunia berjuang untuk memutuskan bagaimana menghadapi penguasa baru Afghanistan, hak-hak perempuan - bahkan salon kecantikan mereka - telah menjadi garis depan dalam pertarungan politik.
Ahli kecantikan Sakina - di ruangan remang-remang, tirai tertutup rapat, di samping tumpukan pensil bibir dan 'palette eye shadow' yang berkilauan - merenungkan mengapa dia merasa wanita seperti dia telah menjadi alat tawar-menawar.
"Taliban menekan perempuan karena mereka ingin mendorong komunitas internasional untuk mengakui aturan mereka," katanya di salon rahasia barunya di Kabul, dikutip BBC.
Dia dipaksa bersembunyi dua minggu lalu setelah pemerintah memerintahkan semua salon kecantikan wanita tutup. Ini adalah yang terbaru dari serangkaian dekrit yang tampaknya tak ada habisnya yang membatasi kehidupan dan kebebasan perempuan dan anak perempuan Afghanistan.
Sakina tidak yakin pendekatan apa terhadap Taliban yang akan berhasil.