“Ekspansionisme RRT tidak berhenti hanya di Taiwan. Penggunaan aktivitas zona abu-abu oleh Tiongkok di Laut Cina Timur dan Laut China Selatan dirancang untuk memperluas kekuasaannya dan memperkuat klaim teritorialnya yang bersifat agresif,” terangnya.
Selain menandatangani perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon di Pasifik Selatan, RRT telah mengamankan pelabuhan untuk penggunaan militer masa depan di Samudra Hindia. Semua manuver ini menimbulkan kekhawatiran besar bahwa perdamaian akan semakin sulit dipertahankan.
Memastikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah kepentingan terbaik bagi semua orang. Separuh dari lalu lintas peti kemas komersial dunia melewati Selat Taiwan setiap hari. Sementara itu, Taiwan memproduksi sebagian besar semikonduktor dunia dan memainkan peran penting dalam rantai pasokan global. Konflik apa pun di kawasan ini akan menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian global.
Dalam beberapa tahun terakhir, forum bilateral dan multilateral telah berulang kali menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat diperlukan untuk keamanan global. Meskipun kita semua sepakat bahwa perang harus dihindari, cara terbaik untuk melakukan hal tersebut memerlukan toleransi, dialog, dan yang paling penting adalah persatuan.
Menlu menjelaskan PBB tetap menjadi platform terbaik untuk wacana global. Para pejabat PBB sering kali berbicara tentang solusi bersama, solidaritas, dan toleransi dalam mengatasi masalah-masalah mendesak di zaman sekarang ini. Taiwan sangat bersedia dan mampu mengambil bagian dalam upaya ini.