NEW YORK – Secara politis, saat ini ada 'dua jenis Amerika Serikat (AS)'. Ada yang marah dan ngeri karena mantan Presiden AS Donald Trump, menghadapi 91 dakwaan pidana federal yang dianggap sebagai konspirasi besar-besaran yang sebagian diatur oleh Departemen Kehakiman di bawah pemerintah Presiden AS Joe Biden.
Yang lain percaya bahwa departemen kehakiman telah menghabiskan waktu lima tahun secara tidak adil untuk mengejar putra Biden, Hunter, atas urusan pajak dan perilakunya ketika dia menyatakan dirinya sebagai pecandu narkoba dan sudah bertobat.
Dengan kata lain, kedua ‘negara Amerika’ ini percaya bahwa departemen yang bertanggung jawab untuk menegakkan hukum negara telah ditawan oleh pihak lain dan dipolitisasi tanpa harapan.
Pengacara Hunter Biden menanggapi berita bahwa kliennya telah didakwa atas tiga tuduhan kepemilikan senjata federal dengan menuduh jaksa penuntut tunduk pada “campur tangan yang tidak pantas dan partisan” dari Partai Republik pendukung Trump.
Sementara itu, Andy Biggs, salah satu tokoh konservatif di Kongres, berpendapat bahwa dakwaan tersebut hanyalah sebuah manuver agar departemen kehakiman terlihat adil. "Jangan tertipu. Mereka berusaha melindunginya dari tuduhan yang lebih serius!" tulisnya di X, sebelumnya Twitter.
Masalah hukum yang dihadapi Hunter Biden tentu saja akan menjadi pukulan telak bagi ayah dan keluarganya secara pribadi. Namun dampaknya lebih jauh dari itu.
Partai Republik sudah lama mengetahui bahwa putra presiden adalah orang yang rentan. Memanfaatkan hal tersebut tidak hanya memiliki kekuatan untuk membuat marah Joe Biden secara signifikan, namun juga membantu mengalihkan perhatian mereka dari masalah hukum yang dihadapi Trump.