BANTUL - Kasus kebakaran di Kabupaten Bantul selama tahun 2023 meningkat tajam dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pemicu paling banyak kebakaran di wilayah ini ternyata adalah karena membakar sampah.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Irawan Kurnianto menuturkan hingga tanggal 14 September 2023 yang lalu, Pemadam Kebakaran telah menangani 187 kejadian di Kabupaten Bantul dan masih dalam Wilayah Manajamen Kebakaran (WMK) Bantul.
BACA JUGA:
Kemudian 15 kejadian di Kabupaten Bantul namun di luar WMK dan ada 16 kejadian di luar wilayah Kabupaten Bantul. "Kasus kebakaran meningkat tajam selama musim kemarau ini," tutur dia.
Dia menyebut jumlah penanganan kebakaran di musim kemarau yaitu selama bulan Juni pertengahan September mencapai 156 kejadian di mana 72 kejadian disebabkan oleh membakar sampah. Sisanya karena berbagai faktor penyebabnya.
BACA JUGA:
Dia menyebut jumlah kerugian akibat kebakaran oleh Damkarmat BPBD Kabupaten Bantul mencapai nyari Rp 5 miliar. Di mana di Kabupaten Bantul masih dalam WMK mencapai Rp 3.515.725.000 dan di Kabupaten Bantul luar WMK mencapai Rp 70.000.000.
"Ya kalau di luar wilayah Kabupaten Bantul dan kita membantu memadamkannya ada sekira Rp 1.132.000.000," tambahnya.
Dampak kebakaran tahun ini memang cukup besar karena ada beberapa kasus kebakaran yang melanda tempat usaha. Di antaranya yang terbesar adalah kasus kebakaran yang melanda pabrik garmen di wilayah Kapanewon Bantul beberapa bulan lalu.
BACA JUGA:
Kasus kebakaran tahun 2023 ini meningkat nyaris dua kali lipat dibanding tahun 2022 yang lalu. Di mana angka kebakaran pada periode yang sama tahun 2022 lalu hanya sekira 110 kasus dan tahun 2021 lebih rendah lagi karena di bawah 100 kasus kebakaran.
"Kami menghimbau kepada warga untuk selalu waspada terutama ketika membakar sampah. Pastikan sampai sampah habis dan terbakar," kata dia.
(Nanda Aria)