Erdan sejak itu membagikan beberapa artikel berita di akun X-nya (sebelumnya Twitter) yang menggambarkan bagaimana dia “ditahan sebentar.”
“Saya tidak akan pernah berhenti memperjuangkan kebenaran dan saya akan selalu mengungkap distorsi moral PBB,” tulis diplomat tersebut sebagaimana dilansir RT. “Mereka yang menggelar karpet merah untuk para pembunuh dan antisemit harus bertanggung jawab atas tindakan mereka!”
Penyebab kematian Amini masih diperdebatkan. Sementara kelompok aktivis dan LSM yang didukung Barat mengklaim bahwa Amini dipukuli sampai mati oleh polisi setelah penangkapannya karena mengenakan jilbab secara tidak benar, pemerintah Iran bersikeras bahwa dia meninggal karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya. September lalu, pihak berwenang Iran merilis video yang menunjukkan Amini pingsan di lobi kantor polisi saat dia berdiri sendirian.
(Rahman Asmardika)