Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Rusia Mengaku Tertekan dan Stres Akibat Perang yang Diluncurkan Putin, Tapi Kehabisan Obat-obatan Depresi

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 22 September 2023 |21:05 WIB
Warga Rusia Mengaku Tertekan dan Stres Akibat Perang yang Diluncurkan Putin, Tapi Kehabisan Obat-obatan Depresi
Warga Rusia mengaku tertekan akibat perang Rusia melawan Ukraina (Foto: AFP)
A
A
A

RUSIA - Masyarakat Rusia yang mengalami depresi berada dalam kondisi krisis setelah negara tersebut kehabisan obat-obatan untuk membantu mengatasinya.

Awal tahun ini, beberapa laporan menurunkan tentang warga Rusia mengalami krisis kesehatan mental yang disebabkan oleh invasi ke Ukraina yang mengakibatkan negara tersebut terputus dari sebagian besar dunia Barat. Dan sebagai akibatnya, kini tampaknya obat Prozac, yang biasa digunakan untuk membantu mengobati depresi, kini hampir habis.

Menurut kantor berita Rusia, RBC, hanya empat dari 2.400 apotek di Moskow yang masih memiliki stok obat, sedangkan dua dari 1.300 apotek di St. Petersburg masih memiliki persediaan obat. Stok di wilayah tersebut habis pada Juni lalu setelah sanksi diberlakukan, dan penggunaannya oleh Rusia meningkat hingga mencapai rekor tertinggi pada 2022, meningkat sebesar 63% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Para ahli mengaitkan peningkatan penjualan antidepresan secara umum dengan kecemasan masyarakat Rusia akibat berita dan latar belakang ekonomi, operasi militer khusus di Ukraina, dan konsekuensi sanksi,” kata laporan RBC.

Kementerian Kesehatan Putin telah menyetujui sekitar selusin obat anti-depresi alternatif yang mengandung fluoxetine karena kekurangan tersebut. Namun, kementerian mengklaim “tidak ada kekurangan” obat-obatan lain meskipun Prozac tidak ada.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement