Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika SBY Gagal Berangkat ke Medan Tempur karena Kulitnya Bersih

Arief Setyadi , Jurnalis-Kamis, 05 Oktober 2023 |08:04 WIB
Ketika SBY Gagal Berangkat ke Medan Tempur karena Kulitnya Bersih
Mayor Inf Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berada di medan operasi Timor Timur (Foto: IG/sbyudhoyonoachvs)
A
A
A

SBY mengakui tiga kali bertugas di Timor Timur pertama pada 1976-1977, kedua 1979-1980 dan ketiga 1986-1988. ”Saya pernah bertempur di Timor Timur. Tugas negara itu saya emban ketika saya masih berpangkat Letnan, Kapten dan Mayor. Dengan jabatan Komandan Peleton, Komandan Kompi dan Komandan Batalyon,” tulis SBY di akun Instagram @sbyudhoyonoachvs.

SBY juga menceritakan momen yang tidak dapat dilupakan saat bertugas di Timor-Timur. “Saat itu Subuh di tahun 1976, Batalyon Infanteri Lintas Udara 305 sedang melaksanakan pertempuran di bagian barat Timor Timur. Kompi A dipimpin Kapten Agus Widjojo berada di depan, waktu itu peleton saya beserta peleton Lettu Endiarto Sutarto mendapat tugas bergerak paling depan," ujarnya.

"Di susul peleton Lettu Zainuddin sekitar pukul 05.30 terjadi kontak tembak antara Kompi A dengan satuan lawan. Kontak tembak itu hanya berlangsung sekitar setengah jam,” kenang SBY.

Peristiwa yang tidak terlupakan saat bertempur di Timor Timur, SBY menyaksikan seorang anak yang kehilangan ibunya akibat terkena peluru nyasar.

”Nah ketika kami harus melanjutkan gerakan ke depan, saya menjumpai seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun sedang menangis memeluk ibunya yang tertembak karena peluru nyasar. Meski bocah itu tidak mengerti apa arti perang apalagi politik tapi kesedihan begitu memuncak. Ketika beberapa menit yang lalu dia masih bercanda dan berada dalam pelukan yang amat disayanginya tiba-tiba ia harus menerima musibah yang amat berat tersebut. Peristiwa yang akan mengubah masa depan dan kehidupan anak itu selamanya,” tulisnya.

"Itulah sisi lain peperangan. Kalau militer memang disumpah dilatih dan ditugasi untuk mengemban tugas negara. Mereka tahu dan siap untuk mengorbankan jiwa dan raganya tetapi tentu bukan penduduk sipil yang sering disebut dengan non combatan bahkan sering disebut pula sebagai the innocent people," tutur SBY.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto melalui buku biografinya “Endriartono Sutarto: Prajurit Profesional yang Humanis” mengakui kemampuan SBY dalam memimpin pasukan.

”Kami pernah melaksanakan kegiatan patroli terkoordinasi dengan pasukan yang dipimpin Lettu Infanteri Susilo Bambang Yudhoyono dengan rute saling menutup. Beberapa kali kontak tembak terjadi peleton SBY dan pasukannya dengan musuh tapi perlawanan musuh tidak pernah lama. Musuh langsung mundur dan menghilang,” cerita Endriartono Sutarto.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement