Krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah kecil dan padat penduduk ini juga semakin parah.
Sebanyak 2,2 juta penduduknya kehabisan makanan, bahan bakar, listrik dan air, setelah pemerintah Israel memerintahkan "pengepungan total" dan memutus semua pasokan Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas.
Serangan tak terduga pada Sabtu (7/10/2023) telah menewaskan 1.000 orang di pihak Israel, dan antara 100 hingga 150 sandera telah disandera melintasi perbatasan ke Gaza oleh para militan.
“Dapatkah Anda bayangkan kita hidup tanpa listrik atau air di abad ke-21? Bayi saya kehabisan popok dan hanya tersisa setengah botol susu,” kata Waad al-Mughrabi sambil memandangi bangunan yang hancur di sebelahnya. rumahnya di Rimal.
“Apakah anakku yang menyerang Israel?,” lanjutnya.
Di luar supermarket terbesar di Gaza, yang dibuka pertama kali sejak Sabtu (7/10/2023), puluhan orang mengantri di depan pintu belakang kecil. Mereka berharap untuk membeli perbekalan apa pun yang mereka bisa, karena takut pertempuran itu akan berlangsung lama.
Sebagian besar sayur-sayuran dan buah-buahan segar di Gaza ditanam di bagian selatan wilayah tersebut, dan kekurangan bahan bakar yang parah menyebabkan transportasi ke wilayah utara akan menjadi semakin sulit.