KYIV - Perang Hamas-Israel “menghilangkan fokus” konflik di Ukraina kata Presiden Volodymyr Zelensky. Dia mengatakan ini adalah “salah satu tujuan” Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Zelensky membantah bahwa pertempuran di Ukraina telah menemui jalan buntu (stalemate), meskipun ada penilaian baru-baru ini dari jenderal militer tertinggi negara tersebut.
Serangan balasan Ukraina di selatan sejauh ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
Hal ini telah memicu kekhawatiran akan kelelahan akibat perang di antara sekutu-sekutu Kyiv, dan muncul dugaan meningkatnya keengganan di beberapa negara untuk terus memberikan senjata canggih dan dana kepada Ukraina.
Berbicara pada konferensi pers pada Sabtu, (4/11/2023) di Kyiv dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang sedang berkunjung, Zelensky mengatakan: "Jelas bahwa perang di Timur Tengah mengalihkan fokus" dari Ukraina, demikian diawartakan BBC.
Dia mengatakan Rusia ingin fokus ini “dilemahkan”, namun menekankan bahwa “segalanya ada dalam kekuasaan kita”.
Zelensky juga diminta mengomentari penilaian panglima militer Ukraina Valery Zaluzhny minggu ini bahwa perang kini bergerak ke tahap "posisional" atau statis, dan ini akan menguntungkan Moskow dengan "memungkinkannya membangun kembali kekuatan militernya".
“Semua orang mulai lelah dan ada pendapat berbeda,” jawab Zelensky, seraya menambahkan: “Tetapi ini bukan jalan buntu.”
Dia mengakui bahwa Rusia “mengendalikan langit” dan bahwa Ukraina sangat membutuhkan pesawat tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dan pertahanan anti-pesawat canggih untuk mengubah situasi.
Pemimpin Ukraina tersebut mengenang bahwa tahun lalu, ada juga banyak perbincangan tentang kebuntuan di medan perang yang luas di Ukraina – namun ia merujuk pada kemenangan militer besar Kyiv di wilayah timur laut Kharkiv dan Kherson di selatan.
Zelensky juga menolak laporan media bahwa ia mendapat tekanan yang semakin besar untuk mempertimbangkan negosiasi dengan Rusia.
“Saat ini, tidak ada seorang pun di antara para pemimpin UE, AS, dan negara-negara lain – mitra kami – yang memberikan tekanan kepada kami untuk duduk berunding dengan Rusia, dan memberikan sesuatu kepada Rusia. Hal ini tidak akan terjadi.”
Moskow pada Kamis, (2/11/2023) juga mengomentari penilaian Zaluzhny, dan juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan situasi medan perang saat ini bukanlah “jalan buntu”.
“Semua tujuan (perang) yang ditetapkan harus dicapai,” kata Dmitry Peskov, seraya menambahkan bahwa Ukraina harus menyadari bahwa “bahkan membicarakan prospek kemenangan rezim Kyiv di medan perang adalah hal yang tidak masuk akal”.
Presiden Putin telah berulang kali mengklaim bahwa serangan balasan Ukraina telah gagal, sementara Menteri Pertahanannya Sergei Shoigu mengatakan pekan ini bahwa Kyiv kalah perang meskipun ada pasokan senjata baru dari sekutu NATO.
Sementara itu, intelijen pertahanan Inggris mengatakan dalam laporan terbarunya pada Sabtu bahwa Rusia “kemungkinan kehilangan sekitar 200 kendaraan lapis baja selama serangannya di kota Avdiivka di Donbas” di Ukraina timur.
“Masuk akal bahwa Rusia telah menderita beberapa ribu korban personel di sekitar kota tersebut sejak awal Oktober 2023.
“Kepemimpinan Rusia terus menunjukkan kesediaan untuk menerima kehilangan banyak personel demi keuntungan teritorial yang kecil,” kata laporan itu.
Moskow dalam beberapa pekan terakhir berusaha menyerang wilayah timur dan timur laut Ukraina - namun militer Ukraina mengatakan semua serangan tersebut berhasil dihalau.
Klaim kedua pihak yang bertikai belum diverifikasi secara independen.
(Rahman Asmardika)