QATAR – Qatar akan menerima daftar nama sandera yang diperkirakan akan dibebaskan oleh Hamas dalam proses hari demi hari. Hal ini diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari dalam konferensi pers pada Kamis (23/11/2023).
Qatar akan menyerahkan nama-nama tersebut kepada dinas intelijen Israel, Mossad, yang pada gilirannya akan menyerahkan daftar tahanan Palestina yang diperkirakan akan dibebaskan ke Qatar.
“Kapan pun kami telah mengonfirmasi kedua daftar tersebut, inilah saatnya kami dapat memulai proses mengeluarkan orang-orang tersebut,” terangnya.
“Ada kesepakatan interval waktunya: Setiap hari akan ada satu kelompok yang dilepasliarkan,” lanjutkan.
Setelah dibebaskan, para sandera akan diserahkan ke Komite Palang Merah Internasional.
Qatar diketahui telah menjadi penengah negosiasi antara Israel dan Hamas.
Perjanjian penyanderaan Israel-Hamas akan mengakibatkan pembebasan 50 perempuan dan anak-anak yang ditawan di Gaza oleh kelompok militan tersebut.
Sebagai imbalannya, Israel akan memberikan “jeda kemanusiaan” dalam serangannya terhadap wilayah kantong tersebut dan membebaskan beberapa tahanan Palestina.
Gencatan senjata akan dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 waktu setempat (tengah malam ET), dengan kelompok awal yang terdiri dari 13 sandera sipil akan dibebaskan sekitar pukul 16.00 waktu setempat pada Kamis (23/11/2023).
Forum Sandera dan Keluarga Hilang, sebuah kelompok yang muncul sebagai respons terhadap serangan Hamas terhadap Israel, mencantumkan 39 anak-anak dan 58 wanita yang diyakini masih hidup dan disandera di Gaza sejak 7 Oktober. Usia para wanita tersebut berkisar antara 19 hingga 85 tahun.
Menurut kelompok tersebut, sebelas dari mereka adalah ibu dari anak-anak yang juga disandera.
(Susi Susanti)