BELANDA – Geert Wilders, tokoh populis anti-Islam, meraih kemenangan besar dalam pemilu di Belanda, menurut penghitungan suara yang hampir lengkap pada Kamis (23/11/2023) pagi waktu setempat. Hasil ini menakjubkan bagi kelompok sayap kanan di negara yang pernah terkenal sebagai mercusuar toleransi.
Hasil ini akan menimbulkan kejutan di seluruh Eropa, di mana ideologi sayap kanan sedang meningkat, dan menempatkan Wilders sebagai pemimpin perundingan untuk membentuk koalisi pemerintahan berikutnya dan mungkin menjadi perdana menteri sayap kanan pertama di Belanda.
Dengan hampir seluruh suara telah dihitung, Partai Kebebasan yang dipimpin Wilders diperkirakan akan memenangkan 37 kursi di majelis rendah parlemen yang memiliki 150 kursi, dua kursi lebih banyak dari perkiraan exit poll ketika pemungutan suara selesai pada Rabu (22/11/2023) malam dan lebih dari dua kali lipat dari 17 kursi yang ia menangkan pada pemilu.
“Saya harus mencubit lengan saya,” kata Wilders yang gembira.
Partai-partai politik dijadwalkan mengadakan pertemuan terpisah pada Kamis (23/11/2023) waktu setempat untuk membahas hasil pemilu sebelum proses pembentukan koalisi pemerintahan baru yang mungkin akan sulit dimulai pada Jumat (24/11/2023).
Terlepas dari retorikanya yang keras, Wilders telah mulai mendekati partai-partai sayap kanan dan tengah lainnya dengan mengatakan dalam pidato kemenangannya bahwa kebijakan apa pun yang ia dorong akan “sesuai hukum dan konstitusi.”
Program pemilu Wilders mencakup seruan referendum mengenai keluarnya Belanda dari Uni Eropa (UE), penghentian total penerimaan pencari suaka, dan penolakan terhadap migran di perbatasan Belanda.