“Tetapi saya tekankan kepada Anda – para keluarga, dan kepada Anda – warga Israel: Kami berkomitmen untuk mengembalikan semua sandera kami,” lanjutnya.
Istri Yoni Asher, Doron Katz Asher, 34, dan kedua putri mereka Raz, empat, dan Aviv, dua, telah dibebaskan.
"Saya bertekad untuk menghidupkan kembali keluarga saya dari trauma dan duka mendalam yang kami alami," kata Asher kepada BBC.
“Saya tidak merayakannya, saya tidak akan merayakannya sampai orang-orang terakhir yang diculik kembali,” lanjutnya.
“Keluarga korban penculikan bukanlah poster, bukan slogan, mereka adalah orang sungguhan, dan keluarga korban penculikan adalah keluarga baru saya mulai hari ini, dan saya akan memastikan dan melakukan apa pun agar korban terakhir yang diculik pulang,” ujarnya.
Margalit Moses, 78, juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan oleh Hamas. Seorang penyintas kanker, dia diculik dari Kibbutz Nir Oz oleh Hamas pada 7 Oktober.
Daniele Aloni dan putrinya yang berusia enam tahun, Emilia, juga telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Mereka diculik pada 7 Oktober saat berkunjung untuk tinggal bersama keluarga di Kibbutz Nir Oz.
Selama penyerangan, pesan terakhir yang dikirimkan Daniele kepada keluarganya mengatakan bahwa "ada teroris di rumah mereka" dan dia takut mereka tidak akan selamat.
Itay Ravi, yang sepupunya Avraham, 78 tahun, masih ditahan, mengatakan “ini adalah satu langkah menuju kebahagiaan” setelah tiga anggota keluarganya dibebaskan.
Bibinya, Ruthi Munder, 78, sepupunya Keren Munder, 54, dan putranya, Ohad Munder-Zichri, sembilan, diculik dari Nir Oz.
"Mereka sekarang sedang menuju rumah sakit Israel, ke keluarga, dan ini sangat menarik. Namun, kami tidak bisa sepenuhnya bahagia," katanya kepada BBC Newsnight.