Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Protes Perubahan Iklim, 109 Orang Ditangkap di Pelabuhan Batubara Terbesar di Dunia

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 28 November 2023 |09:15 WIB
Protes Perubahan Iklim, 109 Orang Ditangkap di Pelabuhan Batubara Terbesar di Dunia
109 orang ditangkap di pelabuha batu bara terbesar di dunia terkait protes perubahan iklim (Foto: Rising Tide)
A
A
A

“Saya melakukan ini demi cucu-cucu saya dan generasi mendatang,” kata Alan Stuart, 97 tahun, yang melanggar tenggat waktu, dikutip BBC.

“Saya sangat menyesal mereka harus menanggung akibat dari kelambanan kami. Jadi, saya pikir adalah tugas saya untuk melakukan apa yang saya bisa,” tambahnya.

Rising Tide - yang mengorganisir aksi tersebut - menyebutnya sebagai "tindakan pembangkangan sipil terbesar terhadap iklim dalam sejarah Australia".

Protes tersebut terjadi hanya beberapa hari menjelang COP28, pertemuan puncak perubahan iklim global tahunan, yang dimulai di Dubai pada Kamis (30/11/2023).

Rising Tide mengatakan pihaknya ingin pemerintahan Anthony Albanese mengenakan pajak atas ekspor batu bara termal dan membatalkan proyek bahan bakar fosil baru.

Australia telah lama dianggap sebagai negara yang lamban dalam perubahan iklim, namun Albanese berjanji untuk "bergabung dengan upaya global" untuk mengurangi emisi ketika ia menjabat pada 2022.

Sejak itu, pemerintahannya telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 43% pada 2030, naik dari komitmen negara sebelumnya sebesar 26-28%. Perbedaan tersebut setara dengan menghilangkan emisi dari seluruh sektor transportasi atau pertanian Australia.

Namun Albanese juga menolak sepenuhnya melarang proyek bahan bakar fosil baru dan telah memberi lampu hijau pada empat tambang batu bara baru sejak Mei lalu, dengan 25 proyek lainnya menunggu persetujuan, menurut Australia Institute.

Anjali Beams, seorang siswa sekolah berusia 17 tahun dari Adelaide yang merupakan salah satu pengunjuk rasa terakhir yang meninggalkan jalur pelayaran Newcastle pada Minggu (26/11/2023), mengatakan ia berisiko ditangkap karena "pengambil keputusan di Australia terus-menerus mengabaikan suara generasi muda".

“Saya tidak akan membiarkan masa depan saya dijual oleh industri bahan bakar fosil demi keuntungan mereka,” ujarnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement