Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

5 Mayat Ditemukan di Bangkai Pesawat Militer AS di Dekat Jepang

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 05 Desember 2023 |10:47 WIB
5 Mayat Ditemukan di Bangkai Pesawat Militer AS di Dekat Jepang
5 mayat ditemukan di bangkai pesawat militer AS di dekat Jepang (Foto: Kyodo/Reuters)
A
A
A

TOKYO – Tim pencari Amerika Serikat (AS) dan Jepang telah menemukan lima mayat di reruntuhan pesawat militer AS yang jatuh di dekat pulau Yakushima pada pekan lalu.

Pesawat tersebut, yang merupakan pesawat hybrid CV-22 Osprey, membawa delapan orang saat jatuh pekan lalu. Hanya satu yang ditemukan sebelumnya.

Dua dari lima jenazah yang ditemukan pada Senin (2/12/2023) sejauh ini telah ditemukan.

Kecelakaan itu mendorong Tokyo meminta AS untuk menghentikan penerbangan pesawat Osprey-nya di Jepang.

Pada saat kecelakaan terjadi, Osprey sedang dalam penerbangan pelatihan dari pangkalan udara Korps Marinir AS di Prefektur Yamaguchi dan sedang menuju Pangkalan Udara Kadena di Okinawa.

Dikutip BBC, pesawat tersebut meminta pendaratan darurat di pulau Yukushima sebelum jatuh di lepas pantai.

Saksi mata kemudian melaporkan bahwa pesawat itu terbalik dan terbakar sebelum jatuh. Penyebab insiden ini masih belum jelas.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/12/2023), Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS mengatakan bahwa tim gabungan AS dan Jepang yang bekerja untuk menemukan pesawat tersebut memiliki terobosan ketika kapal permukaan dan tim penyelam mereka dapat menemukan sisa-sisa, bersama dengan reruntuhan badan pesawat tersebut.

Upaya untuk mengevakuasi awak kapal yang tersisa dari reruntuhan terus dilakukan. Mereka belum teridentifikasi.

Jenazah korban pertama yang diidentifikasi ditemukan hanya beberapa jam setelah kecelakaan.

Angkatan Udara menamainya sebagai Sersan Staf Jake Galliher, seorang penduduk asli Massachusetts berusia 24 tahun yang merupakan bagian dari unit intelijen yang ditugaskan di Pangkalan Udara Yokota di Jepang.

Pertama kali diperkenalkan pada 2007, Osprey berfungsi sebagai helikopter dan pesawat dengan baling-baling.

Dalam insiden terpisah pada Agustus lalu, model Osprey yang berbeda jatuh saat latihan militer di Australia, menewaskan tiga Marinir AS dan melukai 20 lainnya.

Kecelakaan lain yang melibatkan Osprey di gurun California tahun lalu menyebabkan kematian lima marinir.

Jepang – satu-satunya negara yang mengoperasikan Osprey – menghentikan sementara armada pesawatnya minggu lalu.

Mereka juga meminta AS untuk melarang terbang 30 pesawat Osprey yang berbasis di Jepang sampai inspeksi dapat dilakukan untuk memastikan keamanannya.

Menanggapi pertanyaan dari BBC, Pentagon mengatakan bahwa unit yang memiliki pesawat tersebut tidak melakukan operasi penerbangan dan bahwa AS mengambil semua tindakan keselamatan yang tepat, seperti yang dilakukan pada setiap penerbangan dan setiap operasi.

Sebagai bagian dari perjanjian militer Jepang-AS, Jepang sebagian besar tidak akan dilibatkan dalam penyelidikan kecelakaan tersebut.

Aturan ini dan penolakan AS untuk menghentikan armadanya memicu kemarahan Jepang.

Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan AS sudah mulai berbagi informasi tentang kecelakaan itu dengan mitra Jepang.

“Kami memiliki komunikasi yang baik antara para pemimpin senior kami dan terus berdialog mengenai keselamatan penerbangan dan masalah terkait keselamatan lainnya,” terangnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement