Hamengkubuwono V menikah dengan Kanjeng Mas Henawati pada tahun 1842. Pada 5 Juni 1855 Hamengkubuwono V tewas di tangan selirnya sendiri. Ia ditikam oleh selirnya, sampai saat ini alasan Kanjeng Mas Hemawati melakukannya masih menjadi misteri yang belum terungkap.
Peristiwa tragis ini ditutup rapat-rapat oleh pihak Keraton. Peristiwa ini juga hanya diingat dengan sebutan Wereng Saketi Tresno yang berarti mati ditangan orang yang dicintainya.
Setelah Hamengkubuwono V tewas lahirlah anak yang di dalam kandungan Kanjeng Ratu Sekar. Anak tersebut seharusnya menjadi penerus takhta namun tidak di setujui karena kontroversi perebutan tahta kekuasaan.
(Khafid Mardiyansyah)