Jaksa mengatakan memoar Hunter Biden, ‘Beautiful Things’, secara eksplisit menjabarkan apa yang dituduhkan dalam dakwaan – bahwa dia tidak memiliki banyak urusan bisnis pada 2018 dan malah menghabiskan uangnya untuk pesta narkoba dan alkohol selama berbulan-bulan.
Saat bekerja dengan akuntan California pada 2018, ia mengklaim pengeluaran, termasuk USD388.810 untuk perjalanan terkait bisnis, meskipun menulis dalam bukunya bahwa tahun tersebut didominasi oleh penggunaan kokain selama dua puluh empat jam sehari, merokok setiap lima belas menit, tujuh hari dalam seminggu.
Jaksa mengatakan jika para akuntan mengetahui tentang penggunaan narkoba tersebut, mereka akan meneliti lebih dekat "klaimnya atas pengeluaran bisnis senilai ratusan ribu dolar".
Sejak April 2018, dan selama beberapa bulan berikutnya, Hunter Biden dikelilingi oleh sekelompok "pencuri, pecandu, pedagang kecil, penari telanjang, penipu, dan berbagai macam orang", tulisnya dalam memoarnya.
Dokumen pengadilan menyebutkan hotel-hotel mewah yang disebutkan dalam dakwaan sesuai dengan hotel-hotel yang sama yang diidentifikasi oleh Terdakwa, berdasarkan namanya, dalam memoarnya sebagai lokasi pesta narkoba dan alkohol selama berbulan-bulan.
Hunter Biden menceritakan pengalaman menginapnya "di Sunset Tower, Sixty Beverly Hills, dan Hollywood Roosevelt" dan daftar hotel California lainnya. Dia menggambarkan rombongannya "memperlihatkan Rolex palsu" dan membawa serta "pacar penari telanjang mereka".
“Mereka akan meminum seluruh isi minibar, menelepon layanan kamar untuk membeli filet mignon dan sebotol Dom Pérignon,” demikian bunyi bagian dari memoar terdakwa, catatan jaksa.
Mereka menunjukkan bahwa terdakwa tidak menulis bahwa dia menjalankan bisnis apa pun di salah satu hotel mewah tersebut dan dia juga tidak menjelaskan siapa pun yang mengunjunginya di sana melakukan bisnis tersebut untuk tujuan bisnis apa pun,” lanjut memoar tersebut.
(Susi Susanti)