NEW YORK - Pengadilan Amerika Serikat (AS) terhadap pria yang dituduh menikam penulis Sir Salman Rushdie pada 2022 telah ditunda.
Pengacara terdakwa Hadi Matar berpendapat bahwa mereka berhak meninjau buku Rushdie yang akan datang.
Pemilihan juri diketahui akan dimulai pada 8 Januari di bagian utara New York. Namun pengacara mengatakan buku tersebut – sebuah memoar tentang serangan itu – dapat menjadi bukti.
Serangan itu melukai tangan Rushdie, dan salah satu matanya menjadi buta.
Jaksa menuduh Matar, seorang warga New Jersey berusia 26 tahun, bergegas ke panggung tempat Rushdie berdiri dan menikam penulisnya lebih dari belasan kali pada Agustus 2022.
Matar ditahan tanpa jaminan sejak kejadian tersebut.
Seperti diketahui, Rushdie akan merilis memoar, ‘Knife: Meditations After an Attempted Murder’, tentang serangan itu.
Buku tersebut diumumkan pada Oktober lalu, namun tim pembela Matar berhasil mengajukan petisi kepada Hakim David Foley untuk menunda persidangan sesaat sebelum sidang dijadwalkan dimulai. Mereka mengaku sedang mencari bahan yang berkaitan dengan buku tersebut.
AP melaporkan, pengacaranya, Nathaniel Barone, diperkirakan akan meninjau buku terbarunya itu.
Sementara itu, Penguin Random House, penerbit Rushdie, dan perwakilan penulis tidak menanggapi permintaan komentar.
Jaksa Wilayah Chautauqua County Jason Schmidt mengungkapkan rasa frustrasinya atas penundaan persidangan. Namun dia mengatakan bahwa dia bisa "meyakinkan masyarakat bahwa hal itu tidak akan mengubah hasil akhir".
Rushdie, seorang penulis terkenal, sebelumnya menghabiskan beberapa tahun bersembunyi setelah penerbitan ‘The Setan Verses’ pada 1988, yakni sebuah cerita fiksi yang terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muslim Muhammad yang memicu ancaman terhadap hidupnya.
Pada Juni 2023, Rushdie mengatakan kepada BBC Newshour bahwa dia tidak yakin apakah dia ingin menghadapi tersangka penyerangnya di pengadilan.
"Saya mempunyai dua pemikiran tentang hal itu," katanya.
“Ada satu bagian dari diriku yang benar-benar ingin pergi dan berdiri di lapangan dan melihatnya dan ada bagian lain dari diriku yang tidak bisa diganggu,” lanjutnya.
Rushdie mengatakan dia tidak mempunyai pendapat khusus tentang penyerangnya.
(Susi Susanti)